Berdasarkan siklusnya, semua aset tentu akan melalui tahap pemeliharaan.
Karena itulah, fungsi dan tahap pemeliharaan aset ini menjadi langkah sangat mendasar dalam manajemen aset.
Pemeliharaan aset mencakup pemeliharaan seluruh aset berwujud (tangible) maupun aset tidak berwujud (intangible).
Pemeliharaan perlu dipandang bukan hanya untuk menjaga dan memperbaiki aset fisik, namun lebih jauh dari itu, pemeliharaan adalah sebuah proses bisnis sesuai dengan pernyataan “maintenance is a business process turning inputs into usable outputs” (Steven dalam Campbell, 2011).
Pemeliharaan mencakup fungsi pengelolaan (managing), kerekayasaan (engineering), perencanaan (planning), pengawasan (supervising), dan pelaksanaan atau executing(Wilson, 2002:20).
Seluruh fungsi tersebut perlu diimplementasikan agar tujuan pemeliharaan dapat dicapai.
Setiap pemeliharaan perlu diawali penyusunan fungsi pengelolaan, kemudian fungsi kerekayasaan, perencanaan, pengawasan, dan diakhiri oleh fungsi pelaksanaan
Ketiga istilah tersebut memiliki konotasi berbeda
Pemeliharaan aset adalah sebuah sistem yang mencakup kombinasi dari sekumpulan aktivitas yang dilengkapi oleh beragam sumberdaya untuk menjamin agar aset bersangkutan dapat befungsi sebagaimana diharapkan.
Atau pemeliharaanasetadalah sekumpulan aktivitas yang diorganisasikan untuk menjamin agar aset dapat dioperasikan dalam kondisi terbaik dengan biaya terendah.
Perawatanasetdimaksudkan untuk menjaga agar aset tetap dalam kondisi sesuai dengan fungsi yang dirancang untuk aset bersangkutan,
sedangkan perbaikanasetdimaksudkan untuk melakukan koreksi atau mengembalikan kondisi aset pada keadaan semula agar aset berfungsi sebagaimana dirancang.
Jadi perawatan itu dilakukan sebelum terjadi kerusakan, adapaun perbaikan setelah terjadi kerusakan. Dengan kata lain perawatan itu bersifat preventif, sedangkan perbaikan korektip atau represif.
0 comments:
Post a Comment